Posted by : Unknown
Kamis, 02 Juni 2016
MARGA BATAK
Ditempat manapun orang Batak selalu dikenal dengan marganya. Marga ini merupakan simbol bagi
keluarga Batak bahkan merupakan kebanggaan tersendiri. Karena marga diperoleh dari garis keturunan ayah, yang akan
terus-menerus diturunkan kepada penerusnya.
Asal – Usul Marga
Menurut kepercayaan bangsa Batak, induk marga Batak dimulai dari Si Raja
Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2
(dua) orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon.
Guru Tatea Bulan mempunyai istri bernama Si Boru Baso Burning dan
memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri.
Putra :
1. Si Raja Biak-Biak.
2. Tuan SaribuRaja.
3. Limbong Mulana.
4. Sagala Raja.
5. Malau Raja.
Putri :
1. Si Boru Pareme, kawin
dengan Tuan SaribuRaja.
2. Si Boru Anting Sabungan,
kawin dengan Tuan SorimangaRaja, putra Raja Isumbaon.
3. Si Boru Biding Laut,
juga kawin dengan Tuan SorimangaRaja.
4. Si Boru Nan Tinjo, tidak
kawin.
Sementara itu Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yaitu, Tuan
SorimangaRaja, Si Raja Asiasi, dan Sangkar Somalindang.
1. Tuan SaribuRaja dan Marga-marga
Keturunannya
Tuan SaribuRaja adalah nama putra kedua dari Guru Tatea Bulan. Dia dan adik
kandungnya perempuan yang bernama Si Boru Pareme dilahirkan marpohas (anak
kembar berlainan jenis).
Mula-mula SaribuRaja kawin dengan Nai Margiring Laut, dan melahirkan
seorang putra yang bernama Raja Iborboron (Borbor). Tetapi kemudian Si Boru
Pareme menggoda abangnya SaribuRaja, sehingga antara mereka terjadi perkawinan
incest. Karena saudara-saudara yang lainnya tidak suka, maka SaribuRaja pergi
mengembara ke hutan dengan meninggalkan Si Boru Pareme dalam keadaan hamil.
Ketika Si Boru Pareme akan melahirkan, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke
hutan belantara. Di sana dia bertemu dengan SaribuRaja yang sudah mempunyai
“istri” seekor harimau betina.
Si Boru Pareme melahirkan seorang putra yang bernama Si Raja Lontung. Dari
istrinya sang harimau, SaribuRaja memperoleh putra yang bernama Si Raja Babiat.
di kemudian hari Si Raja Babiat mempunyai banyak keturunan di daerah
Mandailing. Mereka bermarga BayoAngin.
A. Si Raja Lontung
Putra pertama dari Tuan SaribuRaja ini mempunyai 7 orang putra dan 2 orang
putri, yaitu :
·
Putra :
1. Tuan Situmorang,
keturunannya bermarga Situmorang.
2. Sinaga Raja,
keturunannya bermarga Sinaga.
3. Pandiangan, keturunannya
bermarga Pandiangan.
4. Toga Nainggolan,
keturunannya bermarga Nainggolan.
5. Simatupang, keturunannya
bermarga Simatupang.
6. Aritonang, keturunannya
bermarga Aritonang.
7. Siregar, keturunannya
bermarga Siregar.
·
Putri :
1. Si Boru AnakPandan,
kawin dengan Toga Sihombing.
2. Si Boru Panggabean,
kawin dengan Toga Simamora.
Dari keturunan SITUMORANG, lahir marga-marga cabang Lumban Pande, Lumban
Nahor, SuhutNihuta, SiringoRingo, Sitohang, Rumapea, Padang, Solin.
Dari keturunan SINAGA, lahir marga-marga cabang Simankorang, Simandalahi,
Barutu alai nuaeng sinagabonur,dohot ompuratus nama.
Dari keturunan PANDIANGAN, lahir marga-marga cabang Samosir, Gultom,
PakPahan, Sidari, Sitinjak, Harianja.
Dari keturunan NAINGGOLAN, lahir marga-marga cabang Rumahombar, Parhusip,
Bautbara, Lumabn Tungkup, Lumban Siantar, Hutabalian, Lumban Raja, Pusuk, Buaton,
Nahulae.
Dari keturunan SIMATUPANG lahir marga-marga cabang Togatorop, Sianturi,
Siburian.
Dari keturunan ARITONANG, lahir marga-marga cabang Ompu Sunggu, RajaGukguk.
Simaremare.
Dari keturunan SIREGAR, lahir marga-marga cabang Silo, Dongaran, Silali,
Siagian, Ritonga, Sormin.
B. Si Raja Borbor
Putra kedua dari Tuan SaribuRaja, dilahirkan oleh Nai Margiring Laut. Semua
keturunannya disebut marga BORBOR.
Cucu RAJA BORBOR yang bernama DATU TALADIBABANA (generasi keenam) mempunyai
6 orang putra, yang menjadi asal-usul marga-marga berikut :
1. Datu Dalu (Sahangmaima).
2. Sipahutar, keturunannya bermarga Sipahutar.
3. Harahap, keturunannya bermarga Harahap.
4. Tanjung, keturunannya bermarga Tanjung.
5. Datu Pulungan, keturunannya bermarga Pulungan.
6. Simargolang, keturunannya bermarga Simargolang.
Keturunan DATU DALU melahirkan marga-marga berikut :
a. Pasaribu, Batubara, Habeahan, Bondar, Gorat.
b. Tinendang, Tangkar.
c. Matondang.
d. Saruksuk.
e. Tarihoran.
f. Parapat.
g. RANGKUTI.
Keturunan DATU PULUNGAN melahirkan marga-marga LUBIS dan HUTASUHUT.
2. LIMBONG MULANA dan Marga-marga
Keturunannya
Limbong Mulana adalah putra ketiga dari Guru Tatea Bulan. Keturunannya
bermarga Limbong. Dia mempunyai 2 orang putra, yaitu PALU ONGGANG dan LANGGAT
LIMBONG. Putra dari LANGGAT LIMBONG ada 3 orang. Keturunan dari putranya yang
kedua kemudian bermarga SIHOLE dan keturunan dari putranya yang ketiga kemudian
bermarga HABEAHAN. Yang lainnya tetap memakai marga induk, yaitu LIMBONG.
3. SAGALA RAJA
Putra keempat dari Guru Tatea Bulan. Sampai sekarang keturunannya tetap
memakai marga SAGALA.
4. LAU RAJA dan Marga-marga Keturunannya
LAU RAJA adalah putra kelima dari Guru Tatea Bulan. Keturunannya bermarga
MALAU. Dia mempunyai 4 orang putra, yaitu :
a. Pase Raja, keturunannya bermarga Pase
b. Ambarita, keturunannya bermarga Ambarita.
c. Gurning, keturunannya bermarga Gurning.
d. Lambe RajaA, keturunannya bermarga Lambe.
Salah seorang keturunan LAU RAJA diberi nama MANIK RAJA, yang kemudian
menjadi asal-usul lahirnya marga MANIK.
Tuan SorimangaRaja dan Marga-marga
Keturunannya
Tuan SorimangaRaja adalah putra pertama dari Raja Isumbaon. Dari ketiga
putra Raja Isumbaon, dialah satu-satunya yang tinggal di Pusuk Buhit (di Tanah
Batak). Istrinya ada 3 orang, yaitu :
a. Si Boru Anting Malela (NAI RASAON), putri dari Guru Tatea Bulan.
b. Si Boru Biding Laut (NAI AMBATON), juga putri dari Guru Tatea Bulan.
c. Si Boru Sanggul Haomasan (NAI SUANON).
Si Boru Anting Malela melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Djulu (OMPU
RAJA NABOLON), gelar NAI AMBATON.
Si Boru Biding Laut melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Dijae (RAJA
MANGARERAK), gelar NAI RASAON.
Si Boru Sanggul Haomasan melahirkan putra yang bernama Tuan Sorbadibanua,
gelar NAI SUANON.
NAI AMBATON (TUAN SORBA DJULU/OMPU RAJA
NABOLON)
Nama (gelar) putra sulung TUAN SORIMANGARAJA lahir dari istri pertamanya
yang bernama NAI AMBATON. Nama sebenarnya adalah OMPU RAJA NABOLON, tetapi
sampai sekarang keturunannya bermarga NAI AMBATON menurut nama ibu leluhurnya.
NAI AMBATON mempunyai 4 orang putra, yaitu :
a. SIMBOLON TUA, keturunannya bermarga SIMBOLON.
b. TAMBA TUA, keturunannya bermarga TAMBA.
c. SARAGI TUA, keturunannya bermarga SARAGI.
d. MUNTE TUA, keturunannya bermarga MUNTE (MUNTE, NAI MUNTE, atau DALIMUNTE).
Dari keempat marga pokok tersebut, lahir marga-marga cabang sebagai berikut
(menurut buku “Tarombo Marga Ni Suku Batak” karangan W. Hutagalung) :
a. Dari SIMBOLON : TINAMBUNAN, TUMANGGOR, MAHARAJA, TURUTAN, NAHAMPUN,
PINAYUNGAN. Juga marga-marga BERAMPU dan PASI.
b. Dari TAMBA : SIALLAGAN, TOMOK, SIDABUTAR, SIJABAT, GUSAR, SIADARI,
SIDABOLAK, RUMAHORBO, NAPITU.
c. Dari SARAGI : SIMALANGO, SAING, SIMARMATA, NADEAK, SIDABUNGKE.
d. Dari MUNTE : SITANGGANG, MANIHURUK, SIDAURUK, TURNIP, SITIO,
SIGALINGGING.
Keterangan lain mengatakan bahwa NAI AMBATON mempunyai 2 orang putra, yaitu
SIMBOLON TUA dan SIGALINGGING. SIMBOLON TUA mempunyai 5 orang putra, yaitu
SIMBOLON, TAMBA, SARAGI, MUNTE, dan NAHAMPUN.
Walaupun keturunan NAI AMBATON sudah terdiri dari berpuluh-puluh marga dan
sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih
mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan antar
sesama marga keturunan NAI AMBATON.
Catatan mengenai OMPU BADA, menurut buku “Tarombo Marga Ni Suku Batak”
karangan W. Hutagalung, OMPU BADA tersebut adalah keturunan NAI AMBATON pada
sundut kesepuluh.
Menurut keterangan dari salah seorang keturunan OMPU BADA (MPU BADA)
bermarga GAJAH, asal-usul dan silsilah mereka adalah sebagai berikut :
a. MPU BADA ialah asal-usul dari marga-marga TENDANG, BUNUREA, MANIK,
BERINGIN, GAJAH, dan BARASA.
b. Keenam marga tersebut dinamai SIENEMKODIN (Enem = enam, Kodin = periuk)
dan nama tanah asal keturunan MPU BADA pun dinamai SIENEMKODIN.
c. MPU BADA bukan keturunan NAI AMBATON, juga bukan keturunan SI RAJA BATAK
dari Pusuk Buhit.
d. Lama sebelum SI RAJA BATAK bermukim di Pusuk Buhit, OMPU BADA telah ada
di tanah Dairi. Keturunan MPU BADA merupakan ahli-ahli yang trampil (pawang)
untuk mengambil serta mengumpulkan kapur barus yang diekspor ke luar negeri
selama berabad-abad.
e. Keturunan MPU BADA menganut sistem kekerabatan Dalihan Natolu seperti
yang dianut oleh saudara-saudaranya dari Pusuk Buhit yang datang ke tanah Dairi
dan Tapanuli bagian barat.
NAI RASAON (RAJA MANGARERAK)
Nama (gelar) putra kedua dari TUAN SORIMANGARAJA, lahir dari istri kedua
TUAN SORIMANGARAJA yang bernama NAI RASAON. Nama sebenarnya ialah RAJA
MANGARERAK, tetapi hingga sekarang semua keturunan RAJA MANGARERAK lebih sering
dinamai orang NAI RASAON.
RAJA MANGARERAK mempunyai 2 orang putra, yaitu RAJA MARDOPANG dan RAJA
MANGATUR. Ada 4 marga pokok dari keturunan RAJA MANGARERAK :
a. Dari RAJA MARDOPANG, menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga
SITORUS, SIRAIT, dan BUTAR BUTAR.
b. Dari RAJA MANGATUR, menurut nama putranya, TOGA MANURUNG, lahir marga
MANURUNG.
Marga PANE adalah marga cabang dari SITORUS.
NAI SUANON (TUAN SORBADIBANUA)
Nama (gelar) putra ketiga dari TUAN SORIMANGARAJA, lahir dari istri ketiga
TUAN SORIMANGARAJA yang bernama NAI SUANON. Nama sebenarnya ialah TUAN
SORBADIBANUA, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai TUAN
SORBADIBANUA.
TUAN SORBADIBANUA mempunyai 2 orang istri dan memperoleh 8 orang putra.
Dari istri pertama (putri SARIBURAJA) :
a. SI BAGOT NI POHAN, keturunannya bermarga POHAN.
b. SI PAET TUA.
c. SI LAHI SABUNGAN, keturunannya bermarga SILALAHI.
d. SI RAJA OLOAN.
e. SI RAJA HUTA LIMA.
Dari istri kedua (BORU SIBASOPAET, putri Mojopahit) :
a. SI RAJA SUMBA.
b. SI RAJA SOBU.
c. TOGA NAIPOSPOS, keturunannya bermarga NAIPOSPOS.
Keluarga TUAN SORBADIBANUA bermukim di Lobu Parserahan – Balige. Pada suatu
ketika, terjadi peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas ramalan atau
anjuran seorang datu, TUAN SORBADIBANUA menyuruh kedelapan putranya bermain
perang-perangan. Tanpa sengaja, mata SI RAJA HUTA LIMA terkena oleh lembing SI
RAJA SOBU. Hal tersebut mengakibatkan emosi kedua istrinya beserta putra-putra
mereka masing-masing, yang tak dapat lagi diatasi oleh TUAN SORBADIBANUA.
Akibatnya, istri keduanya bersama putra-putranya yang 3 orang pindah ke Lobu
Gala-gala di kaki gunung Dolok Tolong sebelah barat.
Keturunana TUAN SORBADIBANUA berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih
dari 100 marga hingga dewasa ini.
Keturunan SI BAGOT NI POHAN melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. TAMPUBOLON, BARIMBING, SILAEN.
b. SIAHAAN, SIMANJUNTAK, HUTAGAOL, NASUTION.
c. PANJAITAN, SIAGIAN, SILITONGA, SIANIPAR, PARDOSI.
d. SIMANGUNSONG, MARPAUNG, NAPITUPULU, PARDEDE.
Keturunan SI PAET TUA melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. HUTAHAEAN, HUTAJULU, ARUAN.
b. SIBARANI, SIBUEA, SARUMPAET.
c. PANGARIBUAN, HUTAPEA.
Keturunan SI LAHI SABUNGAN melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. SIHALOHO.
b. SITUNGKIR, SIPANGKAR, SIPAYUNG.
c. SIRUMASONDI, RUMASINGAP, DEPARI.
d. SIDABUTAR.
e. SIDABARIBA, SOLIA.
f. SIDEBANG, BOLIALA.
g. PINTUBATU, SIGIRO.
h. TAMBUN (TAMBUNAN), DOLOKSARIBU, SINURAT, NAIBORHU, NADAPDAP, PAGARAJI,
SUNGE, BARUARA, LUMBAN PEA, LUMBAN GAOL.
Keturunan SI RAJA OLOAN melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. NAIBAHO, UJUNG, BINTANG, MANIK, ANGKAT, HUTADIRI, SINAMO, CAPA.
b. SIHOTANG, HASUGIAN, MATANIARI, LINGGA, MANIK.
c. BANGKARA.
d. SINAMBELA, DAIRI.
e. SIHITE, SILEANG.
f. SIMANULLANG.
Keturunan SI RAJA HUTA LIMA melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. MAHA.
b. SAMBO.
c. PARDOSI, SEMBIRING MELIALA.
Keturunan SI RAJA SUMBA melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. SIMAMORA, RAMBE, PURBA, MANALU, DEBATARAJA, GIRSANG, TAMBAK, SIBORO.
b. SIHOMBING, SILABAN, LUMBAN TORUAN, NABABAN, HUTASOIT, SITINDAON,
BINJORI.
Keturunan SI RAJA SOBU melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. SITOMPUL.
b. HASIBUAN, HUTABARAT, PANGGABEAN, HUTAGALUNG, HUTATORUAN, SIMORANGKIR,
HUTAPEA, LUMBAN TOBING, MISMIS.
Keturunan TOGA NAIPOSPOS melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. MARBUN, LUMBAN BATU, BANJARNAHOR, LUMBAN GAOL, MEHA, MUNGKUR, SARAAN.
b. SIBAGARIANG, HUTAURUK, SIMANUNGKALIT, SITUMEANG.
***

DONGAN SAPADAN (TEMAN SEIKRAR, TEMAN SEJANJI)

DONGAN SAPADAN (TEMAN SEIKRAR, TEMAN SEJANJI)
Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara suatu marga dengan
marga lainnya. Ikrar tersebut pada mulanya terjadi antara satu keluarga dengan
keluarga lainnya atau antara sekelompok keluarga dengan sekelompok keluarga
lainnya yang marganya berbeda. Mereka berikrar akan memegang teguh janji
tersebut serta memesankan kepada keturunan masing-masing untuk tetap diingat,
dipatuhi, dan dilaksanakan dengan setia. Walaupun berlainan marga, tetapi dalam
setiap marga pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang
berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman semarga).
Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap putra
dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri. Kadang-kadang
ikatan kekeluargaan karena ikrar atau padan lebih erat daripada ikatan
kekeluargaan karena marga. Karena ada perumpamaan Batak mengatakan sebagai
berikut :
“Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang;
Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan”
artinya :
“Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput;
Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji”
Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang
mengikat ikrar antara lain adalah :
a. MARBUN dengan SIHOTANG.
b. PANJAITAN dengan MANULLANG.
c. TAMPUBOLON dengan SITOMPUL.
d. SITORUS dengan HUTAJULU – HUTAHAEAN – ARUAN.
e. NAHAMPUN dengan SITUMORANG.
f. SIREGAR dengan NAINGGOLAN
CATATAN TAMBAHAN
1. Selain PANE, marga-marga cabang lainnya dari SITORUS adalah BOLTOK dan
DORI.
2. Marga-marga PANJAITAN, SILITONGA, SIANIPAR, SIAGIAN, dan PARDOSI
tergabung dalan suatu punguan (perkumpulan) yang bernama TUAN DIBANGARNA.
Menurut yang saya ketahui, dahulu antar seluruh marga TUAN DIBANGARNA ini tidak
boleh saling kawin. Tetapi entah kapan ada perjanjian khusus antara marga
SIAGIAN dan PANJAITAN, bahwa sejak saat itu antar mereka (kedua marga itu)
boleh saling kawin.
3. Marga SIMORANGKIR adalah salah satu marga cabang dari PANGGABEAN.
Marga-marga cabang lainnya adalah LUMBAN RATUS dan LUMBAN SIAGIAN.
4. Marga PANJAITAN selain mempunyai ikatan janji (padan) dengan marga
SIMANULLANG, juga dengan marga-marga SINAMBELA dan SIBUEA.
5. Marga SIMANJUNTAK terbagi 2, yaitu HORBOJOLO dan HORBOPUDI. Hubungan
antara kedua marga cabang ini tidaklah harmonis alias bermusuhan selama
bertahun-tahun, bahkan sampai sekarang. (mereka yang masih bermusuhan sering
dikecam oleh batak lainnya dan dianggap batak bodoh)
6. TAMPUBOLON mempunyai putra-putra yang bernama BARIMBING, SILAEN, dan si
kembar LUMBAN ATAS & SIBULELE. Nama-nama dari mereka tersebut menjadi
nama-nama marga cabang dari TAMPUBOLON (sebagaimana biasanya cara pemberian
nama marga cabang pada marga-marga lainnya).
7. Pada umumnya, jika seorang mengatakan bahwa dia bermarga SIAGIAN, maka
itu adalah SIAGIAN yang termasuk TUAN DIBANGARNA, bukan SIAGIAN yang merupakan
marga cabang dari SIREGAR ataupun LUMBAN SIAGIAN yang merupakan marga cabang
dari PANGGABEAN.
8. Marga SIREGAR, selain terdapat di suku Batak Toba, juga terdapat di suku
Batak Angkola (Mandailing). Yang di Batak Toba biasa disebut “Siregar Utara”
sedangkan yang di Batak Angkola (Mandailing) biasa disebut “Siregar Selatan”.
9. Marga-marga TENDANG, BUNUREA, MANIK, BERINGIN, GAJAH, BARASA, NAHAMPUN,
TUMANGGOR, ANGKAT, BINTANG, TINAMBUNAN, TINENDANG, BARUTU, HUTADIRI, MATANIARI,
PADANG, SIHOTANG, dan SOLIN juga terdapat di suku Batak Pakpak (Dairi).
10. Di suku Batak Pakpak (Dairi) :
a. BUNUREA disebut juga BANUREA.
b. TUMANGGOR disebut juga TUMANGGER.
c. BARUTU disebut juga BERUTU.
d. HUTADIRI disebut juga KUDADIRI.
e. MATANIARI disebut juga MATAHARI.
f. SIHOTANG disebut juga SIKETANG.
11. Marga SEMBIRING MELIALA juga terdapat di suku Batak Karo. SEMBIRING
adalah marga induknya, sedangkan MELIALA adalah salah satu marga cabangnya.
12. Marga DEPARI juga terdapat di suku Batak Karo. Marga tersebut juga
merupakan salah satu marga cabang dari SEMBIRING.
13. Jangan keliru (bedakan) :
a. SITOHANG dengan SIHOTANG.
b. SIADARI dengan SIDARI.
c. BUTAR BUTAR dengan SIDABUTAR.
d. SARAGI (Batak Toba) dengan SARAGIH (Batak Simalungun).
a. SITOHANG dengan SIHOTANG.
b. SIADARI dengan SIDARI.
c. BUTAR BUTAR dengan SIDABUTAR.
d. SARAGI (Batak Toba) dengan SARAGIH (Batak Simalungun).
14. Entah kebetulan atau barangkali memang ada kaitannya, marga LIMBONG
juga terdapat di suku Toraja.
15. Marga PURBA juga
terdapat di suku Batak Simalungun.